Wednesday, September 28, 2011

Sejarah Nomor Punggung Pemain Sepakbola

"Kapan nomor punggung di kostum
pemain bola mulai digunakan?
Jawabannya, di tanggal 25 Agustus
1928, Arsenal dan Chelsea
menorehkan nomor punggung di baju
mereka saat bertanding melawan The
Wednesday (kemudian jadi Sheffield
Wednesday) serta Swansea Town di
hari yang sama.

Setelah beberapa kali eksperimen –tentu ada pihak kontra yang
beranggapan nomor punggung bisa
merusak warna kostum – maka Inggris
memutuskan memberlakukan nomor
punggung sebagai bentuk permanen
dari kostum pesepakbola. Awalnya,
sebelas pemain starting memakai
pakaian bernomor punggung yang
dirunut dari angka 1 hingga 11, dan
seorang pemain dapat menggunakan
nomor punggung berbeda dalam satu
musim.
Walau tak ada aturan pasti yang
menentukan nomor punggung mewakili
posisi tertentu di lapangan, secara de
facto sebuah standar telah muncul dan
dipakai sebagian besar tim sepakbola,
dengan beberapa pengecualian.
Secara umum para penjaga gawang
memakai nomor punggung 1.
Kesepakatan tak tertulis ini nyaris
diterima secara universal. Bek atau
pemain belakang mengunakan nomor 2
dan 6. Para gelandang kebanyakan
memakai nomor 4, 6, 7, 8, 10, serta 11
(nomor 11 dan 7 secara tipikal
digunakan para pemain sayap kiri dan
kanan). Sementara para striker suka
menggunakan nomor 9 dan 10, dan
kadang walau kurang populer nomor 7,
8, serta 11.
Tatkala sistem pergantian pemain
diperkenalkan dalam sepakbola di
tahun 1965, pemain cadangan
mengambil nomor punggung 12; saat
pemain pengganti kedua
diperkenankan, mereka mengenakan
nomor 14. Yap, para pemain kala itu
masih gentar memakai nomor 13
karena masih percaya takhyul angka
tersebut bisa mendatangkan sial.
Pemakaian nomor punggung yang
ditetapkan secara pasti pada tiap
pemain dalam sebuah skuad
diperkenalkan pada Piala Dunia 1954.
Setiap pemain dari masing-masing
negara yang masuk daftar 22 pemain
memakai nomor punggung tertentu dan
sama sepanjang turnamen
berlangsung. Hasilnya, nomor punggung
12 hingga 22 bisa diberikan pemain
lainnya di dalam skuad, tanpa perlu
memperhatikan posisi pemain
bersangkutan di lapangan.
So, ini berarti sebuah tim dapat
memasukkan pemain sebagai starter
tanpa perlu mengutamakan pemain
bernomor punggung 1 hingga 11. Meski
nomor punggung 1 sampai 11 cenderung
diberikan pada para pemain dalam
lingkup line-up inti, fakta di lapangan
tak mesti harus begitu dengan berbagai
macam alasan. Contoh paling beken
adalah Johan Cruyff yang bersikeras
menggunakan nomor 14.
SESUAI ALPHABET
Timnas Argentina melakukan kiat
penomoran saat Piala Dunia 1978 dan
1982 dengan cara berbeda, yakni
mengurutkan sesuai nama sang pemain
secara alphabet. Hasilnya, para
pemain di bangku cadangan (bukan
kiper) dapat menggunakan nomor
punggung 1. Belakangan dalam sebuah
regulasi turnamen ditetapkan bahwa
nomor punggung 1 mesti diberikan pada
kiper.
Badan sepakbola di Eropa yang
pertama kali memperkenalkan sistem
nomor punggung dalam sebuah
pertandingan di liga adalah FA Inggris,
yang mana sosialisasi nomor punggung
(dan nama pemain bersangkutan
dicetak di atas nomor) dilakukan pada
final Piala Liga Inggris 1993 antara
Arsenal versus Sheffield Wednesday.
Belakangan hal ini menjadi standar di
FA Premier League di musim
berikutnya, lalu kebanyakan liga-liga
top di Eropa baru mengadopsi sistem ini
lima tahun kemudian. Kini para pemain
bebas mengenakan nomor punggung
berapapun (sepanjang itu menjadi
representasi ciri khas sang pemain di
dalam skuad) antara 1 sampai 99.
Tahun 2003, kiper FC Porto Vitor Baia
menjadi pemain pertama yang memakai
nomor punggung 99 dalam final Liga
Champion UEFA. Bahkan Hicham
Zerouali diijinkan memakai nomor
punggung 0 saat membela klub
Aberdeen FC di Liga Premier
Skotlandia. Tak heran para fan
memberi julukan pada Hicham sebagai
“Zero.”
Para pemain bola secara umum tidak
diperkenankan mengubah nomor
punggung mereka sepanjang musim.
Seorang pemain baru dapat mengubah
nomor punggungnya jika ia pindah ke
klub lain di pertengahan musim, lalu
klub barunya memberikan nomor anyar
yang berbeda. Para pesepakbola boleh
saja mengubah nomor punggungnya di
musim berikut – pindah dari nomor
besar menjadi nomor kecil antara 1
sampai 11 mungkin dengan melihat
indikasi bahwa klub berpikir sang
pemain pantas diturunkan secara
regular di musim berikutnya.
Tipikal pemberian nomor punggung di
atas berawal saat formasi 5-3-2
digunakan. Dengan ketentuan tak
tertulis pemberian nomor dimulai dari
belakang ke depan, serta dari kanan
ke kiri:
1. Kiper, 2. Bek Kanan, 3. Bek Kiri, 4.
Bek Sayap Kanan, 5. Bek Tengah, 6.
Bek Sayap Kiri, 7. Sayap Kanan, 8.
Kanan Dalam, 9. Penyerang Tengah,
10. Kiri Dalam, 11. Sayap Kiri.
Nah pola yang mirip bisa ditemukan
dalam nomor punggung para pemain
timnas Swedia:
1. Kiper, 2. Bek Kanan, 3. Bek Tengah
Kanan, 4. Bek Tengah Kiri, 5. Bek Kiri,
6. Gelandang Bertahan, 7. Gelandang
Kanan, 8. Gelandang Tengah, 9.
Gelandang Kiri, 10. Striker, 11. Striker
Dalam perkembangannya nomor
punggung kostum berkembang menjadi
sesuatu yang penting bagi sebuah klub
atau timnas. Hal ini biasanya terjadi
karena nomor punggung itu digunakan
pemain hebat, dan merupakan suatu
kehormatan besar jika diperkenankan
memakai nomor punggung yang sama.
Sebuah contoh menyolok adalah nomor
punggung 7 di Manchester United.
Nomor punggung dipakai para pemain
hebat di eranya masing-masing seperti
George Best, Bryan Robson, Eric
Cantona, David Beckham, dan kini
Cristiano Ronaldo."
Ada pula pemain sepakbola yang
memakai nomor punggung 3 digit
"Secara umum dalam sejarah, dahulu
para pesepakbola diwajibkan
mengenakan nomor punggung mulai dari
1 sampai 22 yang dipakai urut
berdasarkan dari pemain inti hingga ke
pemain cadangan. Namun, seiring
dengan perkembangan dan
diberlakukannya aturan-aturan resmi
tertulis dari delegasi sepakbola dunia,
maka nomor-nomor punggung sekarang
sudah dibebaskan dipilih sesuka hati
oleh para pesepakbola mulai dari 1
sampai 99.
Lalu bagaimana jika ada nomor
punggung yang dikenakan pesepakbola
sampai melebihi angka 99 alias tiga
digit? Pemandangan aneh dan sangat
jarang tentunya kita jumpai di dunia
persepakbolaan.
Belakangan bisa kita lihat di ajang
kualifikasi Paiala Asia 2011. Adalah
Dario Vidosic (nomor 101), Thomas
Michael Oar (nomor 121) dan Matthew
Allan Kemp (nomor 118) yang
mengenakan jersey dengan nomor tiga
digit angka. Para punggawa Australia
ini mendapati sorotan khusus terutama
di forum-forum sepakbola dan blog
perihal nomor seragam yang
dipakainya kala bermain di lapangan
hijau. Dan salah satu dari mereka yaitu
Thomas Michael Oar yang justru
didapati mengenakan jersey tersebut
saat menghadapi timnas Merah Putih
yang pada saat itu tumbang 1-0
(03/03).
Jauh berbeda dari rekan-rekan lain
setimnya yang mengenakan nomor
punggung pada umumnya (1 sampai 99).
Tak banyak pesepakbola yang punya
inisiatif memakai nomor sampai tiga
digit.
Bukan tidak beralasan kenapa mereka
mengenakan nomor punggung tersebut.
Konfederasi sepakbola Asia
memperbolehkan skuad timnas yang
berlaga di pentas kualifikasi piala asia
2011 memakai seragam nomor berapa
saja sekalipun melebihi angka 100.
yang penting tetap memakai nomor
yang sama selama berjalannya
kompetisi. Hasilnya, sebagian anak-
anak besutan Peter Verbeek ada yang
memilih mengenakan nomor sampai tiga
angka.
Sebetulnya ini bukan kali pertama
dalam sejarah yang mencuat di publik,
sebelumnya juga ada banyak nama-
nama yang menomori jersey mereka
dengan nomor tiga digit.
Tahun 1996, Jessus Arellano
mengenakan nomor 400 saat bermain
untuk CF Monterrey dalam rangka
memperingati 400 tahunan kota
Monterrey, Meksiko. Masih dengan
nomor yang sama, penjaga gawang dari
salah satu klub Brasil, EC Goias, Harlei
juga memakainya untuk pertandingan
ke-400 nya bersama klub tersebut.
Sama halnya dengan kiper dari klub
Brasil lainnya, Santos FC, Fabio Costa
dengan seragam bernomor 200 yang ia
kenakan dalam bentuk aksi
kebanggaannya melakoni partai
ke-200 nya. Andreas Herzog
mencatatkan dirinya sebagai
pemegang rekor terbanyak caps
International bersama timnas Australia
dengan mengantongi 100 caps lantas
mengapresiasikannya dengan
mengenakan nomor punggung 100. Ada
lagi penyerang Uruguay, Ruben Sosa
yang memakai nomor 100 guna
memperingati ulang tahun klubnya,
Club Nacional de Football, 14 Mei 1999.
Dan inilah nomor punggung paling
besar yang pernah ada dalam
sepanjang sejarah sepakbola
profesional yang dicatatkan oleh kiper
Sao Paolo dan timnas Brasil, Rogerio
Ceni dengan nomor 618. Nomor
tersebut terpampang di punggungnya
dalam perayaan penampilan ke-618
nya bersama klubnya, Sao Paolo
sekaligus menorehkan sejarah untuk
klubnya sebagai pemain dengan
pemegang caps terbanyak pada 14 juli
2005.
Sejatinya, nomor punggung memang
merupakan sebuah idenstitas yang
melekat kuat dan melambangkan citra
pemain pada diri mereka masing-
masing. Sebutlah nama-nama top dunia
yang pernah menapakkan kaki di Old
Trafford yaitu George Best, Bryan
Robson, Eric Cantona, David Beckham,
Cristiano Ronaldo, hingga Michael
Owen yang populer dengan nomor 7.
Pemain terbaik FIFA tiga kali, Ronaldo
sampai memiliki julukan khas R9
karena kerap kali mengenakan nomor
9. Sampai pada sebuah kenangan
tertinggi yang didedikasikan dalam
bentuk keabadian sehingga
penerusnya tidak boleh ada yang
mengenakan, seperti nomor 3 yang
dimiliki Full Back Inter Milan, Giachinto
Facchetti dan nomor 6 kepunyaan
Franco Baresi dari AC Milan.
Nomor-nomor punggung yang menghiasi
jersey pesepakbola sejatinya memiliki
nilai tersendiri bagi pemiliknya dan
akan terekam dalam memori
penggemar bola dengan bersifat
sejarah.
Masa depan sepakbola tidak ada yang
tahu. Mungkin saja 5-10 tahun atau
bahkan puluhan tahun ke depan,
nomor-nomor punggung pesepakbola
kembali mengalami revolusi. Siapa yang
tahu? meskipun demikian, fenomena
nomor punggung dengan tiga digit
termasuk nomor-nomor punggung yang
lazim dikenakan oleh pesepakbola,
tetap menjadi sebuah "identitas"
pemiliknya."
sumber bola.net

No comments:

Post a Comment

leave your testimonial here, thank